|Prakiraan - Bulanan| Tingkat Ketersediaan Air Bagi Tanaman di Jawa Timur Untuk Bulan APRIL 2020 Update dari Analisis Bulan Desember 2019

TINGKAT KETERSEDIAAN AIR TANAH SEDANG

Sebagian kecil Malang, Kota Malang dan Banyuwangi


TINGKAT KETERSEDIAAN AIR TANAH KURANG

Sebagian kecil Malang, Sebagian Besar Kota Malang dan Banyuwangi



Hasil monitoring Untuk lokasi pengamatan dengan suhu udara maksimum absolut tertinggi adalah Stasiun Maritim Perak II (Jawa Timur), yaitu sebesar 36.9°C.

Hasil monitoring lokasi pengamatan dengan kelembaban udara rata-rata harian terendah Banyuwangi (Jawa Timur) sebesar 70%.

Hasil analisis Jumlah Evapotranspirasi Potensial di lokasi pengamatan dengan jumlah evapotranspirasi potensial tertinggi adalah Surabaya (Jawa Timur) yaitu sebesar 171.18 mm.

Hasil analisis Tingkat Ketersediaan Air Bagi Tanaman di meliputi sebagian kecil wilayah Jawa Timur pada bulan Desember 2019 adalah SEDANG dan CUKUP

Untuk Prakiraan Tingkat Ketersediaan Air Bagi Tanaman bulan Februari 2020 pada umumnya KURANG dan meliputi sebagian kecil Jawa Timur

Untuk Prakiraan Tingkat Ketersediaan Air Bagi Tanaman bulan Maret 2020 pada umumnya KURANG dan meliputi sebagian kecil Jawa Timur

Untuk Prakiraan Tingkat Ketersediaan Air Bagi Tanaman bulan April 2020 pada umumnya KURANG dan meliputi sebagian kecil Jawa Timur

Hasil analisis Surplus dan Defisit di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2019 sebagian besar mengalami Surplus.

Daerah dengan Pengisian air tanah di Jawa Timur meliputi : Madiun, Sangkapura, Tuban, Juanda, Surabaya, Malang, Tretes, Malang / Abdul Rahmansaleh, Karangkates, Kalianget, Sawahan, Bayuwangi

Sedangkan untuk daerah Surplus meliputi Pacitan


ISTILAH – ISTILAH

Suhu Udara Minimum Absolut merupakan suhu minimum harian terendah yang diamati selama satu bulan pada periode waktu tertentu.

Suhu Udara Maksimum Absolutmerupakan suhu maksimum harian tertinggi yang diamati selama satu bulan pada periode waktu tertentu.

Kelembaban Udara Relatif Rata-Rata (Relative Humidity, RH) merupakan perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.

Kelembaban udara relatif dihitung sesuai dengan laporan FKlim dengan persamaan:

RH rata-rata harian = ((2 X RH(07WS)) + RH(13WS) + RH(18WS)) / 4

Evapotranspirasi Potensial (ETp) merupakan evapotranspirasi yang terjadi pada saat air cukup tersedia atau kapasitas lapang.

Evapotranspirasi Aktual (Eta) merupakan evapotranspirasi yang terjadi pada saat air yang tersedia terbatas atau dibawah kapasitas lapang.

Kapasitas lapang (KL) adalah keadaan tanah dalam kondisi jenuh, menunjukkan jumlah air maksimum yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.

Titik Layu Permanen (TLP) merupakan batas bawah ketersediaan air dalam tanah untuk tanaman, dimana akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air untuk pertumbuhannya.

Ketersediaan Air bagi Tanaman (ATi) adalah banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman yaitu berada pada kisaran antara kapasitas lapang dan titik layu permanen (TLP).

Tingkat ketersediaan air tanah dihitung dengan persamaan :

((KAT-TLP)/(KL-TLP)) x 100%

dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Kurang : jika ketersediaan air tanah < 40%
  2. Sedang : jika ketersediaan air tanah 40% - 60%
  3. Cukup : jika ketersediaan air tanah > 60%

Tingkat Ketersediaan Air bagi Tanaman di suatu wilayah dihitung berdasarkan neraca air lahan, yang merupakan selisih antara jumlah air yang diterima lahan dan kehilangan air dari lahan melalui proses evapotranspirasi. Asumsi dalam perhitungan neraca air adalah bahwa air yang diterima lahan hanya berasal dari curah hujan dan kedalaman tinjau tanah adalah 1 meter dengan kondisi tanah homogen.

Surplus merupakan air berlebih dari curah hujan setelah kandungan air tanah mencapai Kapasitas Lapang (KL). Dihitung berdasarkan curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan perubahan kandungan air tanah (CH-ETp-Dkat).

Pengisian air tanah merupakan kondisi terjadinya peningkatan kandungan air tanah sampai mencapai tingkat Kapasitas Lapang (KL).

Defisit merupakan kondisi terjadinya penurunan kandungan air tanah dan berkurangnya air untuk keperluan evapotranspirasi potensial (ETp) yang disebabkan CH < ETp, sehingga terdapat perbedaan/selisih evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi Aktual (ETa).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit tular vektor yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus Dengue (DENV). DBD termasuk salah satu penyakit berbasis lingkungan yang sering mewabah di wilayah Indonesia.

Kecocokan Iklim untuk perkembangan nyamuk DBD merupakan kondisi iklim yang menggambarkan kecocokan iklim untuk perkembangan nyamuk penyebar penyakit DBD.

Parameter iklim yang digunakan adalah Kelembaban Udara Relatif (RH) dengan batasan RH>75%.

Angka Insiden (AI) / Incident Rate (IR) menunjukkan jumlah kasus DBD per 100.000 penduduk di suatu wilayah dengan persamaan :

AI = (Jumlah kasus DBD/jumlah penduduk)*100.000

Prakiraan Angka Insiden (AI) dihitung dengan menggunakan persamaan Regresi Binomial Negatif dengan persamaan sebagai berikut :

ln (Yt) = a ln(Yt-1) + b ln(Yt-2) + c RHt-1

dimana:

Yt = banyaknya kejadian/kasus DBD pada bulan t

Yt-1 = banyaknya kejadian/kasus DBD pada bulan t-1

Yt-2 = banyaknya kejadian/kasus DBD pada bulan t-2

RHt-1 = kelembaban udara pada bulan ke t-1