Analisis ketersediaan air tanah bulan Desember 2019 terjadi di wilayah Jawa Timur dengan kriteria: Sangat Kurang 83,8 %, Kurang 9,4 %, Sedang 3,7 %, Cukup 2.8 % dan Sangat Cukup 0,3%.
Pengetahuan akan kondisi ketersediaan air di dalam tanah sangat diperlukan dalam pengelolaan pertanian, beberapa manfaat dari informasi tersebut antara lain adalah untuk mempertimbangkan kesesuaian lahan khususnya lahan tadah hujan bagi jenis tanaman yang akan diusahakan, merencanakan jadwal tanam dan panen, serta mengatur jadwal pemberian air irigasi/siraman baik jumlah maupun waktunya sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien.
Kondisi ketersediaan air tanah dilakukan dengan menggunakan metode neraca air yang merupakan perimbangan antara masukan dan keluaran air di suatu tempat dan nilainya berubah dari waktu ke waktu.
Neraca air dapat dihitung pada luasan dan periode waktu tertentu menurut keperluannya, serta batasan pratinjau tanah dengan kedalaman satu meter.
Asumsi kedalaman satu meter tersebut karena zona akar tanaman semusim tidak lebih dari satu meter, serta pada kedalaman tanah dianggap masih homogen.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, neraca air dapat dibedakan atas neraca air umum, neraca air lahan dan neraca air tanaman.
Untuk neraca air tanaman, evapotranspirasi yang digunakan adalah evapotranspirasi tanaman (ETc) yang menunjukkan jumlah penguapan air yang terjadi pada tanaman sesuai dengan umur dan jenis tanaman selama masa pertumbuhan.
Sedangkan peta analisis ketersediaan air tanah yang disajikan stasiun Klimatologi Malang saat ini adalah berdasar neraca air lahan.
Dari hasil perhitungan KAT dapat dicari nilai indek/kriteria kebutuhan air bagi tanaman dalam bentuk persen air tanah tersedia yang terbagi dalam 5 kelas yakni:
-
Air Tanah Tersedia (ATS) |
% A T S |
|
|
-
Air Tanah Tersedia (ATS) |
% A T S |
Cari pada kolom di atas ini ⇧ Lalu tekan Enter → di Keyboard |
Cari pada kolom di atas ini ⇧ Lalu tekan Enter → di Keyboard |
Sangat Kurang |
< 10 % |
Kurang |
10 - 40 % |
Sedang |
40 - 60 % |
Cukup |
60 - 90 % |
Sangat Cukup |
> 90 % |
Tabel Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Desember 2019
-
KRITERIA |
KABUPATEN / BAGIAN DARI KABUPATEN |
|
|
-
KRITERIA |
KABUPATEN / BAGIAN DARI KABUPATEN |
Cari pada kolom di atas ini ⇧ Lalu tekan Enter → di Keyboard |
Cari pada kolom di atas ini ⇧ Lalu tekan Enter → di Keyboard |
Sangat Kurang |
Terjadi di sebagian besar Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, dan Tulungagung. |
Sangat Kurang |
Terjadi di seluruh Bangkalan, Pulau Bawean, Gresik, Pulau Kangean, Sampang, Sidoarjo, Surabaya, dan Tuban. |
Kurang |
Terjadi di sebagian kecil Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, dan Tulungagung. |
Kurang |
Terjadi di sebagian Batu, Jember, dan Ngawi. |
Sedang |
Terjadi di sebagian kecil Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Situbondo, Sumenep, dan Tulungagung. |
Sedang |
Terjadi di sebagian Batu. |
Cukup |
Terjadi di sebagian kecil Banyuwangi, Batu, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, dan Tulungagung. |
Sangat Cukup |
Terjadi di sebagian kecil Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Kediri, Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Probolinggo. |